Rabu, 16 Maret 2011

PNEUMONIA

LILIK NUR KHANIFAH
04.08.2110
E/KP/VI


PNEUMONIA
PENGERTIAN :
#. Pneumonia adalah Suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (FKUI).
#. Pneumonia adalah Radang parenkim paru. Menurut anatomi, pneumonia dibagi menjadi pneumonia laboris, pneumonia lobularis, bronkopneumonia & pneumonia interstisialis. (Makmuri, MS.)
#. Pneumonia adalah Suatu radang paru-paru yang ditandai oleh adanya konsolidasi exudat yang mengisi alveoli dan bronchiolus ( Axton )
KLASIFIKASI :
#. Anatomi : Pneumonia Lobaris
Pneumonia Lobularis ( Bronkopneumonia )
Pneumonia Interstisialis ( Bronkiolitis )
ETIOLOGI :
Akteri
Virus
Jamur
Aspirasi
PATOFISIOLOGI :
NORMAL
(Sistem Pertahanan)


Terganggu


Organisme  sal nafas bag bawah



Virus Pneumokokus Stapilokokus


Merusak sel epitel bersilia, Alveoli Toksin, Coagulase
sel goblet

Eksudat masuk Trombus
Kuman patogen mencapai ke Alveoli
bronkioli terminalis


Cairan edema + leukosit Sel darah merah, Permukaan
ke alveol leukosit, pneumokokus pleura tertutup
mengisi alvioli lapisan tebal
eksudat.
Konsilidasi Paru Leukosit + Fibrin Trombus Vena
Mengalami konsolidasi Pulmonalis

Kapasitas Vital, Lekosit lisis Nekrosis-
Compliance menurun Hemoragik

Abses,
Pneumatocele.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. IDENTITAS :
 Sering terjadi pada bayi & anak
 Banyak < 3 tahun  Kematian terbanyak bayi < 2 bl 2. KELUHAN UTAMA :  Sesak napas 3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :  Didahului oleh infeksi saluran pernapasan atas selama beberapa hari, kemudian mendadak timbul panas tinggi, sakit kepala / dada ( anak besar ) kadang-kadang pada anak kecil dan bayi dapat timbul kejang, distensi addomen dan kaku kuduk. Timbul batuk, sesak, nafsu makan menurun. 4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :  Anak sering menderita penyakit saluran pernapasan aras. 5. NUTRISI / CAIRAN :  Nafsu makan / minum menurun, mual, muntah, kembung, turgor jelek, kulit kering. 6. PEMERIKSAAN FISIK : INSPEKSI :  Adanya PCH  Adanya tachipne, dyspnea  Sianosis sirkumoral  Distensi abdomen  Batuk : Non produktif – produktif.  Nyeri dada PALPASI :  Fremitus raba meningkat disisi yang sakit  Hati mungkin membesar PERKUSI :  Suara redup pada paru yang sakit AUSKULTASI  Rankhi halus  Rankhi basah  Tachicardia NURSING DIAGNOSIS PRIMARY NURSING DIAGNOSIS  Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan infeksi paru  Aadefisit volume cairan berhubungan dengan Respiratory distress, penurunan intake cairan. berhubungan dengan RELATED NURSING DIAGNOSIS  Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan respiratory distress, anoreksia, vomiting, peningkatan konsumsi kalori sekunder terhadap infeksi.  Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan Respiratory distress, lethargy, penurunan intake cairan dan makanan, demam.  Kecemasan : anak berhubungan dengan hospitalisasi, respiratory distress. NURSING CARE PLAN. 1. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan infeksi paru-paru.  Tujuan :Anak akan menunjukkan pola nafas yang efektif  Kreteria : • RR dalam batas normal, suara nafas bersih, suhu dalam batas normal • Tidak ditemukan : batuk, PCH, Retraksi, Sianosis. • Jumlah sel darah putih normal. • Rongsent dada bersih • Saturasi oksigen 85 % - 100 %.  Intervensi Keperawatan : 1. Observasi : RR, suhu, suara naafas 2. Lakukan fioterapi dada kerjakan sesuai jadwal 3. Berikan oksigen yang dilembabkan sesuai indikasi 4. Berikan antibiotik dan antipiretik sesuai advis  INITERVENSI KEPERAWATAN 1. Kaji dan catat  Suhu tubuh  intake dan output  Tanda / gejala kekurangan cairan  Bj urine 2. Lakukan perawatan mulut 3. Beri cairan sesuai advis 4. Kaji dan catat pengetahuan dan partisipasi keluarga dalam :  Monitoring intake dan output  Mengenali tanda dan gejala kekurangan cairan 5. Ciptakan situasi / area yang nyaman 6. Lakukan suction bila perlu 7. Periksa dan catat hasil X – Ray dada 8. Obs. Saturasi oksigen 9. Kaji dan catat pengetahuan dan partisipasi keluarga dlm :  Fisioterapi dada  Pemberian obat-obatan  Mengenali tanda / gejala ketidak efektifan pola nafas 10. Ciptakan situasi / area yang nyaman 2. Defisit volume cairan b/d Respiratory distress, penurunan intake cairan, demam Tujuan : Anak akan menunjukkan volume cairan yang adekuat. Kriteria :  Intake cairan adequat, iv dan atau oral  Tidak adanya lethargi, muntah, diare  Suhu tubuh normal, mukosa membran lembab  Turgor kulit kembali cepat  Urine output normal, Bj urine normal ANTIBIOTIKA ( Lab / UPF IKA, 1994 : 234 )  Pada penyakit yang ringan, mungkin virus tidak perlu antibiotika  Pada Px yang dirawat inap ( peny. Berat ) harus segera diberi antibiotika  Pemilihan jenis antibiotika didasarkan atas umur, ku Px, dugaan kuman Penyebab : Umur 3 bulan – 5 tahun, bila toksis mungkin disebabkan oleh streptokokus pneumonia, hemofilus influenza atau stafilokokus. Pada umumnya tidak dapat diketahui kuman penyebabnya, maka secara praktis dipakai : Kombinasi : PP 50.000 – 100.000 KI / Kg / 24 jam, IM, 1 – 2 x / hari dan Kloramfenikol 50 – 100 mg / kg / 24 jam IV / oral, 4 x / hari Atau kombinasi : Ampisilin 50 – 100 mg / kg / 24 jam IM / IV, 4 x / hari dan Kloksasilin 50 mg / kg / 24 jam IM / IV, 4 x / sehari Atau Kombinasi : Eritromisin 50 mg / kg kloramfenikol ( dosis sda ) Bila ada alergi terhadap penisilin Umur < 3 bulan, biasanya disebabkan oleh Streptokokus pneumonia, Stafilokokus Kombinasi : PP ( dosis sda ) dan Gentamisin 5 – 7 mg / kg / 24 jam IM / IV, 2 – 3 x / hari Atau Kombinasi : Kloksasilin ( dosis sda ) dan Gentamisin ( dosis sda ). Kombinasi ini juga diberikan pada anak-anak > 3 bulan dengan malnutrisi berat atau Px immuno – compromized
Anak-anak > 5 tahun yang non toksit biasanya disebabkan oleh Steptokokus pneumonia
 PP Im atau
 Fenoksimetilpenisilin 25.000 –50.000 KI / kg / 24 jam oral, 4 x / hari atau
 Eritromisin ( dosis sda ) atau
 Kotrimoksazol 6 / 30 mg / kg /24 jam oral, 2 x / hari
DIPHTHERIA
DEFINISI :Suatu infeksi akut yang sangat menular, disebabkan oleh coryne bacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudomembran pada kulit dan atau mukosa
ETIOLOGI : Corynebacterium diphtheriae
PATOGENESA :

Kuman


Kulit / mukosa sal nafas atas


Memproduksi toksin


Penyebaran toksin



Lokal Seluruh tubuh


Menghambat Jantung Syaraf Ginjal
pembentukan protein

Nekrosis toksik Neuritis - Tampak per
Sel mati & degenerasi toksik dgn darahan
hialin degenerasi adrena dan
lemak pada nekrosis
selaput mielin tubuler akut
Respon inflamasi Miokarditis
lokal

( Edema kongesti,
Pseudomembran infiltrasi sel mono
( Eksudat fibrin, nuklear pada serat
sel radang, otot & sist. konduksi
eritrosit, sel-sel
epitel )


Menyumbat jalan
nafas


Gangguan pernafasan
NCP :
I. PENGKAJIAN :
a) Identitas:80 % terjadi pada umur < 15 th
b) Rps : Demam tidak terlalu tinggi badan lesu, nyeri kepala,
Anorexia, pilek ?, sesak napas ?, suara serak ?, nyer menelan.
c) Rpd : Infeksi saluran nafas ?
d) Riwayat kontak dengan keluarga ?
e) Riwayat imunisasi DPT / DT ?
f) Riwayat sosial ekonomi
- Overcrowding ?
- Status nutrisi ?
II. PEMERIKSAAN FISIK :
A. Pada diptheria tonsil - faring
o Malaise
o Suhu tubuh < 38,9 ยบ c
o Pseudomembran ( putih kelabu ) melekat dan menutup tonsil dan
o dinding faring
o Bulneck
B. Diptheriae laring
- Stridor
- Suara parau
- Batuk kering
- Pada obstruksi laring yang berat terdpt retraksi suprasternal, sub costal dan supraclavicular
C. Diptheriae hidung
o Pilek ringan
o Sekret hidung serosanguinus  mukopurulen
o Lecet pada nares dan bibir atas
o Membran putih pada septum nasi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pemenuhan oksigen berhubungan dengan penumpukan pseudomembran pada jalan nafas.
2. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan nyeri telan, anoreksia.
3. Resiko terjadi komplikasi obstruksi jalan nafas, miokarditis berhubungan dengan efek eksotoksin.

1. Gangguan pemenuhan oksigen berhubungan dengan penumpukan pseudomembran pada jalan nafas.
Tujuan : Pola nafas normal
Intervensi :
1. Atur posisi ekstensi
2. Berikan oksigen 2 – 4 liter/menit
3. Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
4. Bila sesak bertambah puasakan
5. Jaga kelembaban udara dengan menggunakan nebulizer.
2. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan nyeri telan, anoreksia.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Intervensi :
1. Beri penjelasan tentang pentingnya nutrisi yang adekuat
2. Beri diit TKTP sesuai kondisi.
Hari I : bubur halus
Beslag hilang : bubur kasar
Keluhan kurang : makanan biasa
3. Libatkan orang tua
4. Sedikit tapi sering
5. Timbang BB setiap hari
3. Resiko terjadi komplikasi obstruksi jalan nafas, miokarditis berhubungan dengan efek eksotoksin.
Tujuan : Tidak terjadi komplikasi
Intervensi :
1. Observasi tanda-tanda obstruksi jalan nafas, tanda-tanda vital minimal 2 jam.
2. Berikan istirahat mutlak 10 – 14 hari
3. Lakukan pemeriksaan ECG sesuai advis
4. Kolaborasi pemberian ADS sedini mungkin
5. Kolaborasi pemberian terapi antibiotika sesuai advis.
CARA PEMBERIAN ADS
1. TEST ADS
ADS 0,05 CC murni dioplos dengan aquades 1 CC.
Diberikan 0,05 CC  intracutan
Tunggu 15 menit  indurasi dengan garis tengah 1 cm  (+)

2. CARA PEMBERIAN
- Test Positif  BESREDKA
- Test Negatif  secara DRIP/IV

Drip/IV
200 CC cairan D5% 0,225 salin. Ditambah ADS sesuai kebutuhan.
Diberikan selama 4 sampai 6 jam  observasi gejala cardinal.